Selasa, 07 Juni 2011

ANGGARAN

ANGGARAN PENJUALAN
Anggaran penjualan menyajikan lnformasi tentang perkiraan jumlah barang jadi yang akan dijual oleh perusahaan dan harga jual yang diharapkan diperoleh untuk periode anggaran mendatang. jumlah barang jadi yang ingin dijual akan menentukan jumlah barang jadi yang harus diproduksi. Pada akhirnya, jumlah barang jadi yang harus diproduksi akan menentukan bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead yang harus dikeluarkan. Oleh karena itu, penting sekali untuk dapat memperkirakan jumlah barang jadi yang akan dijual secara akurat dalam periode anggaran mendatang karna akan mempengaruhi penyusunan anggaran-anggaran lain yang ada dalam anggaran induk.
Memperkirakan penjualan
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk memperkirakan penjualan dalam suatu periode anggaran antara lain:
1.      Metode rata-rata bergerak (moving average)
2.      Metode trend moment
3.      Metode perkiraan asosiatif: regresi dan analisis korelasi
4.      Metode analisis industri
1. Metode rata-rata bergerak ( moving average) menggunakan sejumlah data dari masa lalu untuk memperoleh perkiraan hasil dimasa mendatang.rata-rata bergerak 5 periode untuk penjualan di peroleh denggan membagi total penjualan selama 5 periode denggan 5. Sebaliknya, rata-rata bergerak 3 periode untuk penjualan di peroleh dengan membagi total penjualan selama 3 periode dengan 3.
2. Metode trend moment menggunakan persamaan Y = a + bx. Untuk mencari nilai a dan b, digunakan persamaan di bawah ini.
∑Y = n.a + b.∑X
∑XY = a.∑X + b.∑X2
n = adalah jumlah data yang di analisis, setelah persamaannya diperoleh kita dapat menggunakan metode subtitusi atau eleminasi untuk memperoleh nilai a dan b.
3.  Metode perkiraan asosiatif umumnya mempertimbangkan beberapa variabel yang terkait dengan variabel yang di prediksi. dalam hal ini adalah prediksi jumlah penjualan untuk periode berikutnya. penjualan produk dan jasa perusahaan disebut variable dependen (nilainya dipengaruhi oleh nilai variable lain). Sementara itu, variable-variabel lainnya (beban pemasaran yang dikeluarkan perusahaan, harga jual pesaing, kualitas dari produk pesaing, dan kondisi pada perekonomian tempat perusahaan berusaha) tersebut variabel independen. Ketika berusaha memprediksi penjualan produk dan jasa perusahan, kita dapat menyusun persamaan regresi yang menghubungkan antara penjualan produk dan jasa perusahaan (variabel dependen) serta satu atau lebih variable independen.
4. Metode analisis industri berhubunggan dengan penjualan perusahaan yang sering kali di pengaruhi oleh pertumbuhan penjualan industri tempat perusahaan berada. Sebagai contoh, jika kondisi okenomi memburuk, maka penjualan industri otomotif akan turun. Turunnya penjualan industri otomotif pada gilirannya akan membuat penjualan perusahaan yang ada dalam juga menurun. Oleh karna itu penjualan perusahaan dalam suatu periode juga dapat di perkirakan dengan memperkirakan penjualan industrinya.

ANGGARAN PRODUKSI
Anggaran produksi adalah anggaran yang di susun oleh perusahaan untuk menentukan jumlah barang jadi yang harus diproduksi oleh perusahaan. Anggaran ini harus dibuat setelah anggaran penjualan disusun karena perusahaan harus menentukan jumlah barang jadi yang harus diproduksi dalam rangka mendukung target penjualan yang ada di anggaran penjualan.
Adapun untuk menyusun anggaran produksi, dibutuhkan berbagai data dan informasinya sebagai berikut.
a.      Estimasi jumlah unit barang jadi yang akan dijual pada periode mendatang.
b.      Estimasi jumlah persediaan barang jadi pada akhir periodeanggaran.
c.       Estimasi jumlah persediaan barang jadi di awal periode anggaran.
Kebijakan tingkat produksi
Ada dua kebijakan yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menentukan jumlah barang yang akan di produksi, yaitu kebijakan stabilisasi tingkat produksi dan kebijakan stabilisasi tingkat persediaan.
1.         Kebijakan stabilisasi produksi
Dalam menyusun anggaran produksi untuk periode anggaran lebih dari satu bulan, perusahaan sering kali ingin memiliki jumlah produksi yang sama untuk setiap bulannya. pertimbangannya adalah:
a.       Perusahaan ingin memperoleh biaya produksi yang sama untuk setiap bulannya .
b.      Jumlah pegawai pabrik cenderung tetap setiap bulannya, maka jumlah produksi tiap bulan yang stabil tepat digunakan.
c.       Mesin akan berproduksi lebih efisien jika tingkat produksi barang stabil setiap bulannya.

2.         Kebijakan stabilisasi tingkat persediaan
Bebeda dengan kebijakan stabilisasi produksi yang menginginkan tingkat produksi barang jadi yang sama untuk setiap periodenya, kebijakan stabilisasi persediaan dapat diterapkan  untuk perusahaan yang tidak menginginkan tingkat persediaan berfluktuasi secara berlebihan setiap periode yang tercakup dalam anggaran. Kebijakan stabilisasi tingkat persediaan juga menjamin bahwa kenaikan atau penurunan persediaan terjadi secara bertahap dalam setiap periode. Perusahaan yang memiliki ruang penyimpanan persediaan yang terbatas atau menghadapi biaya sewa gudang yang tinggal cocok untuk menerapkan kebijakan.
Anggaran Bahan Baku
Kegiatan utama usaha manufaktur adalah mengubah bahan baku yang diperoleh menjadi barang jadi. Setelah menetukan jumlah produksi barang jadi perusahaan harus menghitung jumlah sekaligus biaya bahan baku yang diperlukan untuk menunjang kegiatan produksi.
Anggaran bahan baku yang disususn oleh perusahaan paada dasarnya terdiri atas 2 jenis anggaran yaitu:1. Anggaran pemakaian  bahan baku yang menentukan jumlah dan nilai bahan baku yang diperlukan untuk kegiaatn produksi dalam satu periode anggaran
            2. anggaran pembelian bahan baku yang menetukan jumlah bahan baku yang akan dibeli dan harga pembeliannya dalam satu periode anggaran


Anggaran Pemakaian Bahan Baku
Anggaran pemakaian bahan baku menyajikan informasi tentang kuantitas dan biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk memproduksi barang jadi. Informasi tentang barang jadi yang akan diproduksi dapat dilihat dari anggaran produksi. Sementara itu, jumlah kebutuhan baku yang diperlukan untuk memproduksi barang jadi dapat diperoleh oleh perusahaan dengan mengalikan tingkat produksi dengan standar kebutuhan bahan baku per unit barang jadi . standar tersebut menetukan jumlah bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi  1 unit barang jadi.
Contoh :
1 unit kemeja pria memerlukan 0.8 m kain katun. Karena itu, jika perusahaan ingin memproduksi 1000 unit kemeja pria, maka bahan baku yang diperlukan (dalam hal ini kain katun) adalah 800 m (1000 unit x 0.8 m)
Total biaya bahan baku yg harus dikeluarkan untuk memproduksi barang jadi didapat dengan mengalikan jumlah kebutuhan baku dengan harga beli bahan baku dari pemasok. Jika harga 1 m adalah Rp 30.000, maka total biaya bahan baku untuk produksi 1000 unit kemeja tersebut adalah 800 m x Rp 30.000 = Rp 24.000.000

Anggaran Produksi
PT BERKAH ABADI JAYA
untuk bulan januari 2008
nama produk :  kemeja
penjualan(unit)
2,000
ditambah : persediaan barang jadi
500
jumlah barang jadi yang dibutuhkan
2,500
dikurangi : persediaan awal barang jadi
200
jumlah barang jadi yang akan diproduksi
2,300

Adapun standar kebutuhan bahan baku untuk membuat 1 unit kemeja adalah 2 m kain katun dan 8 buah kancing. Harga kain katun per meternya adalah Rp 40.000 sedangkan harga 1 buah kancing adalah Rp 1.500
Maka anggaran pemakaian bahan bakunya adalah sebagai berikut :
PT BERKAH ABADI JAYA
anggaran pemakaian bahan baku
untuk bulan yang berakhir pada 31 januari 2008

kain
kancing
jumlah produksi bahan jadi
`2300
2300
standar kebutuhan bahan baku
2
8
jumlah kebutuhan bahan baku untuk produksi
4600
18400
harga bahan baku per unit
 Rp             40,000
 Rp             1,500
total biaya bahan baku untuk produksi
 Rp  184,000,000
 Rp  27,600,000

Anggaran Pembelian Bahan Baku
Setelah mengetahui jumlah bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi barang jadi, perusahaan harus menentukan banyaknya bahan baku yang akan dibeli dalam satu periode anggaran. Anggaran bahan baku juga memperlihatkan perkiraan harga bahan baku per unit dan total nilai pembelian bahan baku dalam rupiah. Jumlah bahan baku yang kan dibeli dapat diketahui setelah mempertimbangkan faktor –faktor berikut ini :
Ø  Jumlah bahan baku yang diperlukan untuk kegiatan produksi. Informasi ini diperoleh dari pemakaian anggaran bahan baku
Ø  Jumlah bahan baku yang ingin disimpan oleh perusahaan di akhir periode(persediaan bahan baku akhir). Kebijakan manajemen akan menentukan jumlah persediaan yang ingin disimpan di akhir periode anggaran
Ø  Jumlah bahan baku yang tersedia diawal periode( persediaan bahan baku awal) .












Berdasarkan keterangan diatas, maka anggaran pembelian bahan baku adalah sebagai berikut
PT BERKAH ABADI JAYA
anggaran pemakaian bahan baku
untuk bulan yang berakhir pada 31 januari 2008
Keterangan
Kain
Kancing
jumlah kebutuhan baku untuk produksi
4600
18400
persediaan akhir bahan baku
300
300
jumlah kebutuhan baku
4900
18700
persediaan awal bahan baku
200
400
jumlah bahan baku yang harus dibeli
4700
18300
harga bahan baku per unit
 Rp            40,000
 Rp              1,500
total biaya pembelian bahan baku
 Rp 188,000,000
Rp   27,450,000


ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG
Tenaga Kerja Langsung adalah Karyawan yang langsung terlibat dalam kegiatan produksi barang dan jasa,sedangkan Tenaga Kerja Tidak Langsung adalah Karyawan yang secara tidak langsung terlibat dalam kegiatan produksi.
Biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja langsung akan dimasukkan ke biaya tenaga kerja  langsung yang akan menjadi salah satu komponen dalam biaya produksi. Adapun  upah untuk biaya  tenaga kerja tidak langsung akan dimasukkan ke biaya overhead produksi. Biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead produksi, dan biaya bahan baku langsung adalah komponen dalam perhitungan total biaya produksi perusahaan.
Setiap tahunnya, perusahaan manufaktur harus menyusun anggaran tenaga kerja langsung yang memperlihatkan jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperlukan berikut upah per jam untuk memproduksi barang jadi dalam satu periode anggaran.
Berikut ini adalah informasi-informasi yang diperlukan untuk menyusun anggaran tenaga kerja langsung.
1.      Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memproduksi barang dan jasa, misalnya pemotongan bahan baku, pencucian bahan baku, dang pengemasan barang jadi.
2.      Jumlah barang jadi yang direncanakan untuk memproduksi. Informasi ini dapat diperoleh dari anggaran produksi.
3.      Jumlah jam jam tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk memproduksi 1 (satu) unit barang jadi atau disebut standar penggunaan jam tenaga kerja langsung.
4.      Perkiraan upah tenaga kerja langsung per jam.


ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PRODUKSI
Biaya overhead produksi (factory overhead-FOH) adalah seluruh biaya yang tidak terkait secara langsung dengan kegiatan produksi barang dan jasa. Yang termasuk dalam biaya overhead produksi adalah biaya bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, honor petugas pengawas, biaya listrik, biaya utilitas, dan lain-lain.

Perusahaan manufaktur memiliki tiga komponen biaya produksi, yaitu:
  1. biaya bahan baku langsung
  2. biaya tenaga kerja langsung, dan
  3. biaya overhead produksi

Berdasarkan perilaku biaya, biaya overhead produksi dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok biaya, yaitu biaya variable, biaya tetap, dan biaya semi variable.
  1. Baiaya variable (variable cost) adalah biaya yang nilai keseluruhannya berubah-ubah seiring dengan perubahan yang terjadi pada cost object.
ü  Cost object adalah unit produksi, departemen, atau aktivitas di mana biaya dihitung dan dikumpulkan. Jadi, semakin tinggi jumlah cost object (misalnya jumlah barang yang diproduksi), semakin tinggi biaya variabelnya.

  1. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang nilai keseluruhannya tidak berubah-ubah seiring dengan perubahan pada cost object sampai relevant range tertentu. Relevant range dalam konteks perusahaan manufaktur adalah kapasitas produksi.
ü  Contoh Biaya tetap overhead adalah biaya penyusutan mesin produksi.

  1. Biaya semi variable (semivariable cost) adalah biaya yang memiliki komponen biaya tetap sekaligus komponen biaya veriabel.
ü  Biaya listrik adalah salah satu contoh biaya semivariabel karena biaya listrik memiliki komponen biaya tetap berupa biaya abonemen yang nilainya sama setiap bulannya dan biaya variable berupa biaya biaya pemakaian listrik yang besar-kecilnya bergantung pada jumlah kilo watt hour (kwh) yang dipakai.

Hal-hal yang harus ditentukan oleh perusahaan ketika menyusun Anggaran Biaya Overhead:
  1. Jumlah produksi barang jadi yang direncanakan untuk diproduksi dalam satu periode anggaran. Hal ini dikarenakan jumlah produksi umumnya akan menentukan biaya overhead yang akan dikeluarkan oleh perusahaan.

  1. Biaya overhead tetap yang dianggarkan oleh perusahaan.
ü  Misalnya biaya sewa mesin, biaya bahan baku langsung, dan biaya gaji tenaga kerja tidak langsung.

  1. Biaya overhead variable yang dianggarkan oleh perusahaan,
ü  Misalnya biaya bahan baker untuk operasional mesin pabrik.

  1. Biaya overhead semivariabel.
ü  Misalnya biaya listrik dan telepon.

HARGA POKOK PRODUKSI
      Setelah anggaran biaya produksi disusun, harga pokok untuk memproduksi setiap unit produk (harga pokok produksi) dapat ditentukan dengan membagi total biaya produksi dengan jumlah produksi yang dianggarkan.




ANGGARAN BEBAN OPERASI
Setelah anggaran biaya produksi di susun, langkah selanjutnya adalah menyusun anggaran beban operasi. Beban operasi adalah beban-beban yang dikeluarkan untuk kegiatan-kegiatan selain kegiatan produksi. Kegiatan-kegiatan yang menjadi sumber pengeluaran beban operasi umumnya terbagi dalam dua kelompok, yaitu: kegiatan penjualan dan administrasi.
            Contoh kegiatan penjualan adalah penerimaan order penjualan dan pengiriman barang dan jasa kepada pelanggan, sedangkan penyusunan laporan keuangan adalah contoh kegiatan adminitrasi perusahaan. Kegiatan operasional perusahaan tersebut memerlukan sumber daya untuk dapat terlaksana yang pada akhirnya akan memerlukan biaya.
Secara umum, beban operasi dapat dibagi menjadi dua kelompok.
1.      Beban penjualan (selling expenses)
Beban penjualan adalah bebean yang muncul dari aktivitas penjualan barang dan jasa oleh perusahaan kepada pelanggan (Reeve, Warren, dan Duchah, 2008).
Berikut beberapa contoh dari bebean penjualan:
a.       Gaji wiraniaga (salesman),
b.      Komisi wiraniaga (salesman),
c.       Biaya penyusutan kendaraan bagian penjualan,
d.      Biaya listrik, air, dan gas bagian penjualan.

2.      Beban administratrif (administrative expenses)
Beban adminitratif adalah beban yang muncul dari aktivitas adminitrasi dan kegiatan umumnya lainnya yang dilakukan oleh perusahan (Reeve, Warren, dan Duchah, 2008).
Berikut beberapa contoh dari bebean adminitrasi:
a.       Gaji staf akuntansi dan keuangan,
b.      Biaya penyusutan komputer bagian adminitrasi,
c.       Biaya listrik, gas, dan air bagian adminitrasi.




BEBAN OPERASIONAL TETAP, VARIABEL, DAN SEMIVARIABEL
            Untuk keperluan perencaan dan pengendalian beban penjualan dan adminitrasi, perusahaan dapat membagi kedua beban operasional tersebut menjadi beban tetap (fixed cost), beban variabel (variabel cost), dan beban semivariabel.
            Beban operasional bersifat tetap jika nilanya tetap sama,berapapun tingkat penjualan yang diperoleh oleh perusahaan dalam satu periode dalam relevant range tertentu. Relevant range untuk beban operasional adalah tingkat penjualan perusahaan.
            Contoh beban operasional tetap adalah gaji bulanan karyawan bagian penjualan dan adminitrasi serta beban listrik ruangan bagian penjualan dan administrasi.
            Beban operasional bersifat variabel jika nilai keseluruhannya berubah-ubah seiring dengan perubahan pada tingkat penjualan perusahaan. Contoh beban operasional yang variabel adalah komisi penjualan untuk wiraniaga (salesperson).
            Beban operasional bersifat semivariabel jika beban tersebut belum memiliki komponen biaya tetap dan biaya variabel sekaligus. Contoh biaya ini adalah biaya listrik bagian penjualan.


ANGGARAN LABA RUGI

Penyusunan anggaran laba rugi bertujuan memberikan informasi kepada pihak manajemen tentang perkiraan laba atau rugi bersih yang akan ditanggung oleh perusahaan dalam suatu periode anggaran.
            Di bawah ini adalah sumber-sumber informasi yang dibutuhkan dalam menyusun anggaran laba rugi.
1.      Anggaran penjualan, menyedikan informasi tentang perkiraan nilai penjualan dalam satu periode anggaran.
2.      Anggaran produksi, menyediakan informasi tentang nilai persediaan awal dan akhir barang jadi yang akan digunakan perhitungan beban pokok penjualan di anggaran laba rugi.
3.      Anggaran biaya produksi, menyediakan informasi tentang biaya produksi dalam satu periode anggaran.
4.      Anggaran beban operasi, menyediakan informasi tentang perkiraan nilai beban penjualan dan administrasi penjualan.
5.      Tarif pajak penghasilan badan, tarif ini di perlukan untuk menentukan jumlah beban pajak pengghasilan yang harus ditanggung oleh perusahaan dalan satu periode anggaran.
6.      Anggaran kas, meyediakan informasi tentang beban bunga, pendapatan bunga, dan beban piutang tidak tertagih.

ANGGARAN LABA RUGI PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Anggaran laba rugi untuk perusahaan manufaktur tidak banyak berbeda dengan anggaran laba rugi untuk perusahaan dagang atau jasa. Perbedaannya terletak pada penentuan beban pokok penjualan yang sedikit lebih rumit.

MENGHITUNG NILAI PERSEDIAAN AKHIR BARANG JADI
Salah satu informasi yang disajikan dalam anggaran produksi adalah kuantitas persediaan barang jadi yang akan dipegang oleh persediaan di akhir periode atau yang biasa dikenal sebagai persediaan akhir barang jadi. Perhitungan biaya persediaan akhir barang jadi memerlukan informasi tenteng asumsi arus biaya persediaan (cost flow assumption) yang digunakan oleh perusahaan.
Berikut salah satu dari asumsi arus biaya persediaan, antara lain;
1.FIFO (first in,first out),
2.average

A1. Metode FIFO
Mengamsusikan bahwa biaya persediaan barang jadi yang diproduksi pertama kali dalam satu periode akan menjadi beban pokok penjualan untuk barang jadi yang dijual pertama dalam periode yang sama.

A2. Metode Average
Mengamsusikan bahwa biaya persediaan akhir barang jadi adalah biaya rata-rata yang diperoleh dari biaya produksi yang dikeluarkan dalam suatu periode dan biaya biaya persediaan barang jadi awal yang sudah tersedia di awal periode.





ANGGARAN KAS
Anggaran kas disusun oleh perusahaan agar pihak memperoleh informasi tentang likuiditasi perusahaan pada periode mendatang karena anggran kas menyajikan informasi tentang perkiraan jumlah penerimaan dan pengeluaran kas pada periode mendatang.
Angggraqn juga memberikan informasi  kepada manajemen tentang kemungkinan adanya kekurangan uang kas (pengeluaran uang kas lebih besar dari pada penerimaan kas) yang akan dialami perusahaan pada periode mendatang.  Anggran kas juga menyajikan tentang kemungkinan adanya kelebihan uang kas (Penerimaan kas lebih besar dari pada pengeluaran kas
SUMBER  INFORMASI KAS
Untuk menyusun anggran kas memerlukan beberapa informasi yang di peroleh dari anggran-anggaran yang telah disusun sebelumnya dalam anggran induk perusahaan.
Berikut ini adalah  anggaran-anggaran dan sumber informasi lainnya yang menyediakan informasi bagi keperluan penyusunan anggaran kas.
1.      Anggaran penjualan
Anggaran penjualan menyajikan informasi tentang perkiraan nilau jual perusahaan dalam suatu periode anggaran. Informasi tentang penjualan akan lebih berguna dalam penyusunan anggaran kas jika perusahaan mampu membagi  penjualan secara kredit dan tunai.
2.      Pola Penagihan Piutang
Pola pembagian piutang membantu perusahaan dalam memperkirakan penerimaan  dari penagihan piutang pelanggannya.
  1. Anggaran Pembelian Bahan Baku
Anggaran pembelian bahan baku menyajikan informasi temtang nilai pemelian bahan baku dalam suatu periode aggaran. Informasi ini yang perlu di ingat adalah  hanya pembelian bahan baku yang dilakukan secara tunai  yang di masukkan dalam anggaran kas. Pembelian secara kredit baru dimasukkan ke pengeluaran kas apabila perusahaan telah melunasi hutang dagangnya kepada pemasok.
  1. Pola  Pelunasan  Utang Dagang
Untuk menentukan jumlah dan waktu  utang dagang yang harus dibayarkan kepada pemasoknya, perusahaan harus dapat  memperkirakan pola penagiahan  utang dagangnya.
  1. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsunng
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsunng menyajikan informasi tentang biaya tenaga kerja langsung yang harus dikeluarkan dalam suatu periode anggaran untuk menunjang proses kegiatan  produksi perusahaan.   Biaya tenaga kerja langsung saja yang dibayarkan secara tunai dalam suatu periode  anggaran yang dimasukkan ke anggaran kas.  Biaya tenaga kerja langsung dalam suat periode yang belum dibayarkan akan menjadi utang gaji  dal;am periode tersebut.  Utang gaji akan masuk ke anggaran kas jika telah dibayarkan oleh perusahaan.
  1. Anggaran Beban Operasi
Anggaran beban operasi menyajikan informasi tentang beban operasi untuk periode anggaran.  Beban operasi yang masuk ke anggaran kas hanya beban operasi yang dibayarkan  secara tunai.  Beban operasi yang tidak melibatkan pengeluaran kas  tidak masuk ke anggaran kas, misalnya beban depresiasi asset tetap  dan beban amortisasi asset tidak berwujud.
  1. Kebijakkan Pembayaran beban Operasi
Jumlah beban operasi yang dibayarkan secara tunai sering kali berbeda dengan jumlah beban operasi  yang diakui dalam laporan laba rugi.  Hal ini terjadi karena perusahaan megunakan basis akrual dalam melakukan pencatatan akuntansinya.  Beban dalam akuntansi diakui saat terjadinya, tanpa memandang apakah sudah terjadi pengeluaran kas atas beban atau belum.



  1. Belanja Modal
Belanja modal adalah segala pengeluaran yang dilakukan  oleh perusahaan yang memberikan manfaat lebih dari satu tahun, misalnya pembelian mesin-mesin pabrik.  Belanja modal yang menggunakan kas perusahaan saja yang dimasukkan ke anggaran kas.
  1. Neraca Tahun lalu
Neraca tahun lalu menyajikan informasi tentang piutang dagang dan seluruh utang yang akan jatuh tempo pada periode anggaran mendatang.  Piutang dagang yang jatuh tempo akan menambah penerimaan kas, sedangkan utang yang jatuh tempo  akan menambah pengeluaran kas.

POLA PENAGIHAN  PIUTANG DAGANG DAN PEMBAYARAN UTANG DAGANG
Kas yang berasal dari penagihan piutang pelanggan dapat digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan operasinya, misalnya  membeli bahan baku dan membayar gaji karyawan.  Perusahaan dengan manajemen yang baik membuat jadwal penagihan piutang untuk menagih setiap pelanggan setiap bulannya agar perusahaan dapat memperkirakan jumlah piutang dagang yang dapat ditagih setiap bulannya. Kemudian, jumlah penagihan piutang dimasukkan ke anggaran kas ke dalam kelompok penerimaan kas.
Seperti  halnya penjualan kredit, pembelian secara kredit (tidak tunai) juga mengharuskan perusahaan menentukan waktu pembayaran ( pola pembayaran) utangnya kepada pemasok. POLA pembayaran utang dagang kepada pemasok akan menentukan jumlah pengeluaran kas dalam anggaran kas perusahaan.
Masalah waktu pembayaran  
Anggaran beban operasi, anggaran tenaga kerja  langsung, dana anggaran biaya  overhead menyajikan biaya yang terjadi pada suatu periode anggaran.  Sedangkan anggaran kas hanya menyajikan biaya-biaya yang dibayarkan secara tunai pada suatu periode anggaran.  
           

Berikut ini adalah contoh yang menyajikan perbedaan antara yang sudah terjadi, tapi belum dibayarkan secara tunai.
  1. Upah tenaga kerja langsung
  2. Setiap tahun perusahaan membeli polis asuransi untuk kendaraan
  3. Pembayaran beban listrik
SALDO KAS MINIMUM, PINJAMAN, DAN PEMBAYARAN PINJAMAN
Perusahaan harus memelihara saldo kas minimum setiap bulannya untuk nerjaga-jkaga jika tdapat pengeluaran  kas yang tidak dirancanakan sebelumnya. Ketersediaan saldo kas minimum juga dapat menghindari perusahaan dari komdisi kesulitan likuaditas, yaitu perusahaan tidak mampu membayar seluruh tagihan yang datang karena ketiadaan kas.
Jika perkiraan pengaluaran kas lebih besar dari pada saldo kas yang akan dimiliki ditambah dengan perkiraan penerimaan kas, maka manajeman harus segera memikirkan dan mencari alternative sumber pembiayaan untuk menutupi deficit tersebut.  Dan jika terdapat surplus ( penerimaan kas lebih besar dari pada pengeluaran kas), maka manajemen dapat menggunakan surplus tersebut untuk membayar utang.
ANGGARAN NERACA
Anggaran neraca adalah anggaran yang paling terakhir disusun oleh perusahaan dalam proses penyususnan anggaran induknya (master budget).  Anggaran neraca menyajikan informasi kepada manajemen tentang hasil akhir dari seluruh anggaran yang telah disusun sebelumnya (anggaran penjualan sampai anggaran kas).
Informasi dan laporan yang   diperlukan dalam menyusun anggaran neraca untuk suatu periode anggaran adalah sebagai berikut :
  1. Neraca perusahaan periode lalu
  2. Anggaran kas untuk periode anggaran periode mendatang
  3. Anggaran laba rugi untuk anggaran periode anggaran mendatang


Informasi tambahan yang diperlukan untuk menyusun neraca
  1. Penjualan tunai
  2. Penerimaan kas
1)      Pelunasan piutang dagang oleh debitur
2)      Penerbitan saham baru
  1. Pengeluaran kas
1)      Pelunasaan utang dagang atas pembelian saham baku
2)      Pembayaran sewa dibayar di muka
3)      Pembelian perlengkapan kantor
4)      Pembayaran tenaga kerja langsung
5)      Pembayaran biaya overhead pabrik
6)      Pembayaran pajak penghasilan
7)      Pembayaran deviden
8)      Dll