Selasa, 27 September 2011



ANGGARAN PENJUALAN
Anggaran penjualan menyajikan lnformasi tentang perkiraan jumlah barang jadi yang akan dijual oleh perusahaan dan harga jual yang diharapkan diperoleh untuk periode anggaran mendatang. jumlah barang jadi yang ingin dijual akan menentukan jumlah barang jadi yang harus diproduksi. Pada akhirnya, jumlah barang jadi yang harus diproduksi akan menentukan bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead yang harus dikeluarkan. Oleh karena itu, penting sekali untuk dapat memperkirakan jumlah barang jadi yang akan dijual secara akurat dalam periode anggaran mendatang karna akan mempengaruhi penyusunan anggaran-anggaran lain yang ada dalam anggaran induk.
Memperkirakan penjualan
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk memperkirakan penjualan dalam suatu periode anggaran antara lain:
1.      Metode rata-rata bergerak (moving average)
2.      Metode trend moment
3.      Metode perkiraan asosiatif: regresi dan analisis korelasi
4.      Metode analisis industri
1. Metode rata-rata bergerak ( moving average) menggunakan sejumlah data dari masa lalu untuk memperoleh perkiraan hasil dimasa mendatang.rata-rata bergerak 5 periode untuk penjualan di peroleh denggan membagi total penjualan selama 5 periode denggan 5. Sebaliknya, rata-rata bergerak 3 periode untuk penjualan di peroleh dengan membagi total penjualan selama 3 periode dengan 3.
2. Metode trend moment menggunakan persamaan Y = a + bx. Untuk mencari nilai a dan b, digunakan persamaan di bawah ini.
∑Y = n.a + b.∑X
∑XY = a.∑X + b.∑X2
n = adalah jumlah data yang di analisis, setelah persamaannya diperoleh kita dapat menggunakan metode subtitusi atau eleminasi untuk memperoleh nilai a dan b.
3.  Metode perkiraan asosiatif umumnya mempertimbangkan beberapa variabel yang terkait dengan variabel yang di prediksi. dalam hal ini adalah prediksi jumlah penjualan untuk periode berikutnya. penjualan produk dan jasa perusahaan disebut variable dependen (nilainya dipengaruhi oleh nilai variable lain). Sementara itu, variable-variabel lainnya (beban pemasaran yang dikeluarkan perusahaan, harga jual pesaing, kualitas dari produk pesaing, dan kondisi pada perekonomian tempat perusahaan berusaha) tersebut variabel independen. Ketika berusaha memprediksi penjualan produk dan jasa perusahan, kita dapat menyusun persamaan regresi yang menghubungkan antara penjualan produk dan jasa perusahaan (variabel dependen) serta satu atau lebih variable independen.
4. Metode analisis industri berhubunggan dengan penjualan perusahaan yang sering kali di pengaruhi oleh pertumbuhan penjualan industri tempat perusahaan berada. Sebagai contoh, jika kondisi okenomi memburuk, maka penjualan industri otomotif akan turun. Turunnya penjualan industri otomotif pada gilirannya akan membuat penjualan perusahaan yang ada dalam juga menurun. Oleh karna itu penjualan perusahaan dalam suatu periode juga dapat di perkirakan dengan memperkirakan penjualan industrinya.

ANGGARAN PRODUKSI
Anggaran produksi adalah anggaran yang di susun oleh perusahaan untuk menentukan jumlah barang jadi yang harus diproduksi oleh perusahaan. Anggaran ini harus dibuat setelah anggaran penjualan disusun karena perusahaan harus menentukan jumlah barang jadi yang harus diproduksi dalam rangka mendukung target penjualan yang ada di anggaran penjualan.
Adapun untuk menyusun anggaran produksi, dibutuhkan berbagai data dan informasinya sebagai berikut.
a.      Estimasi jumlah unit barang jadi yang akan dijual pada periode mendatang.
b.      Estimasi jumlah persediaan barang jadi pada akhir periodeanggaran.
c.       Estimasi jumlah persediaan barang jadi di awal periode anggaran.
Kebijakan tingkat produksi
Ada dua kebijakan yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menentukan jumlah barang yang akan di produksi, yaitu kebijakan stabilisasi tingkat produksi dan kebijakan stabilisasi tingkat persediaan.
1.         Kebijakan stabilisasi produksi
Dalam menyusun anggaran produksi untuk periode anggaran lebih dari satu bulan, perusahaan sering kali ingin memiliki jumlah produksi yang sama untuk setiap bulannya. pertimbangannya adalah:
a.       Perusahaan ingin memperoleh biaya produksi yang sama untuk setiap bulannya .
b.      Jumlah pegawai pabrik cenderung tetap setiap bulannya, maka jumlah produksi tiap bulan yang stabil tepat digunakan.
c.       Mesin akan berproduksi lebih efisien jika tingkat produksi barang stabil setiap bulannya.

2.         Kebijakan stabilisasi tingkat persediaan
Bebeda dengan kebijakan stabilisasi produksi yang menginginkan tingkat produksi barang jadi yang sama untuk setiap periodenya, kebijakan stabilisasi persediaan dapat diterapkan  untuk perusahaan yang tidak menginginkan tingkat persediaan berfluktuasi secara berlebihan setiap periode yang tercakup dalam anggaran. Kebijakan stabilisasi tingkat persediaan juga menjamin bahwa kenaikan atau penurunan persediaan terjadi secara bertahap dalam setiap periode. Perusahaan yang memiliki ruang penyimpanan persediaan yang terbatas atau menghadapi biaya sewa gudang yang tinggal cocok untuk menerapkan kebijakan.
Anggaran Bahan Baku
Kegiatan utama usaha manufaktur adalah mengubah bahan baku yang diperoleh menjadi barang jadi. Setelah menetukan jumlah produksi barang jadi perusahaan harus menghitung jumlah sekaligus biaya bahan baku yang diperlukan untuk menunjang kegiatan produksi.
Anggaran bahan baku yang disususn oleh perusahaan paada dasarnya terdiri atas 2 jenis anggaran yaitu:1. Anggaran pemakaian  bahan baku yang menentukan jumlah dan nilai bahan baku yang diperlukan untuk kegiaatn produksi dalam satu periode anggaran
            2. anggaran pembelian bahan baku yang menetukan jumlah bahan baku yang akan dibeli dan harga pembeliannya dalam satu periode anggaran


Anggaran Pemakaian Bahan Baku
Anggaran pemakaian bahan baku menyajikan informasi tentang kuantitas dan biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk memproduksi barang jadi. Informasi tentang barang jadi yang akan diproduksi dapat dilihat dari anggaran produksi. Sementara itu, jumlah kebutuhan baku yang diperlukan untuk memproduksi barang jadi dapat diperoleh oleh perusahaan dengan mengalikan tingkat produksi dengan standar kebutuhan bahan baku per unit barang jadi . standar tersebut menetukan jumlah bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi  1 unit barang jadi.
Contoh :
1 unit kemeja pria memerlukan 0.8 m kain katun. Karena itu, jika perusahaan ingin memproduksi 1000 unit kemeja pria, maka bahan baku yang diperlukan (dalam hal ini kain katun) adalah 800 m (1000 unit x 0.8 m)
Total biaya bahan baku yg harus dikeluarkan untuk memproduksi barang jadi didapat dengan mengalikan jumlah kebutuhan baku dengan harga beli bahan baku dari pemasok. Jika harga 1 m adalah Rp 30.000, maka total biaya bahan baku untuk produksi 1000 unit kemeja tersebut adalah 800 m x Rp 30.000 = Rp 24.000.000

Anggaran Produksi
PT BERKAH ABADI JAYA
untuk bulan januari 2008
nama produk :  kemeja
penjualan(unit)
2,000
ditambah : persediaan barang jadi
500
jumlah barang jadi yang dibutuhkan
2,500
dikurangi : persediaan awal barang jadi
200
jumlah barang jadi yang akan diproduksi
2,300

Adapun standar kebutuhan bahan baku untuk membuat 1 unit kemeja adalah 2 m kain katun dan 8 buah kancing. Harga kain katun per meternya adalah Rp 40.000 sedangkan harga 1 buah kancing adalah Rp 1.500
Maka anggaran pemakaian bahan bakunya adalah sebagai berikut :
PT BERKAH ABADI JAYA
anggaran pemakaian bahan baku
untuk bulan yang berakhir pada 31 januari 2008

kain
kancing
jumlah produksi bahan jadi
`2300
2300
standar kebutuhan bahan baku
2
8
jumlah kebutuhan bahan baku untuk produksi
4600
18400
harga bahan baku per unit
 Rp             40,000
 Rp             1,500
total biaya bahan baku untuk produksi
 Rp  184,000,000
 Rp  27,600,000

Anggaran Pembelian Bahan Baku
Setelah mengetahui jumlah bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi barang jadi, perusahaan harus menentukan banyaknya bahan baku yang akan dibeli dalam satu periode anggaran. Anggaran bahan baku juga memperlihatkan perkiraan harga bahan baku per unit dan total nilai pembelian bahan baku dalam rupiah. Jumlah bahan baku yang kan dibeli dapat diketahui setelah mempertimbangkan faktor –faktor berikut ini :
Ø  Jumlah bahan baku yang diperlukan untuk kegiatan produksi. Informasi ini diperoleh dari pemakaian anggaran bahan baku
Ø  Jumlah bahan baku yang ingin disimpan oleh perusahaan di akhir periode(persediaan bahan baku akhir). Kebijakan manajemen akan menentukan jumlah persediaan yang ingin disimpan di akhir periode anggaran
Ø  Jumlah bahan baku yang tersedia diawal periode( persediaan bahan baku awal) .