- KLASIFIKASI
Aktiva
tetap merupakan aktiva tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam
operasi perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi
serta tidak untuk diperjualbelikan dalam operasi normal perusahaan. Aktiva
operasi tidak lancar dapat diklasifikasikan menjadi: (1) Aktiva Berwujud (tangible)
dan (2) Aktiva Tak Berwujud (intangible).
- PENGELUARAN UNTUK AKTIVA TIDAK LANCAR
Pengeluaran
untuk aktiva tidak lancar dapat dikelompokkan menjadi:
- Pengeluaran pada waktu perolehan;
- Pengeluaran seteleh aktiva tersebut diperoleh yang dapat dirinci menjadi:
- Pengeluaran pendapatan yang lazim disebut revenue expenditure;
- Pengeluaran modal yang lazim disebut capital expenditure.
- PENCATATAN PEROLEHAN AKTIVA TIDAK LANCAR
Harta
non current dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain:
- Diperoleh dengan harga lumpsump;
- Diperoleh dengan pembayaran berkala;
- Pembelian dengan cara leasing;
- Perolehan dengan trade-in
- Perolehan dengan menerbitkan surat berharga;
- Perolehan dari donasi; dan
- Dibangun sendiri.
D.
PEROLEHAN SEKELOMPOK AKTIVA DENGAN HARGA LUMPSUM
Harga lumpsump adalah
suatu harga untuk beberapa aktiva. Sebagai contoh PT A membeli tanah, bangunan
dan peralatan dengan harga Rp $160,000. Harga ini harus dialokasikan kepada 3
jenis harta tersebut dengan menggunakan perbandingan harga taksiran dari tanah,
bangunan, dan peralatan. Misalnya harta yang dibeli tersebut memiliki harga
taksiran tanah $ 28,000, bangunan $60,000, equipment $12,000, alokasi harga
$160,000 tersebut adalah sebagai berikut:
Jenis
harta
|
Nilai
Taksiran ($)
|
Perhitungan
Alokasi
|
Jumlah
Alokasi ($)
|
Tanah
|
28,000
|
28/100
x 160,000
|
44,800
|
Bangunan
|
60,000
|
60/100
x 160,000
|
96,000
|
Peralatan
|
12,000
|
12/100
x 160,000
|
19,200
|
Jumlah
|
100,000
|
|
160,000
|
Jurnal
yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2006
Jan
1
|
Tanah
Bangunan
Peralatan
Kas
|
44,800
96,000
19,200
|
160,000
|
- PEROLEHAN AKTIVA DENGAN PEMBAYARAN BERKALA
Jika statu
harta tetap diperoleh dengan pembayaran difunda atau secara angsuran, maka
aktiva tersebut dicatat sebesar harga tunai aktiva tersebut bukan jumlah dari
pembayaran angsuran dan downpayment-nya.
Ada beberapa variasi yang mungkin timbul, seperti:
1.
Harga tunai diketahui;
2.
Harga tunai tidak diketahui.
Contoh: perusahaan pada tanggal 2 Januari 2006 membeli sebuah
aktiva yang harga tunainya adalah $100,000. Pada waktu itu dibayar uang muka
$35,000. sisanya akan dibayar dengan angsuran tengah tahunan sebesar $5,000
ditambah bunga 10% dari hutang yang belum dibayar. Jurnal yang dibuat selama
tahun 2006 adalah sebagai berikut:
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2006
Jan
2
|
Tanah
Kas
Hutang
|
100,000
|
35,000
65,000
|
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2006
Jun
30
|
Hutang
Biaya
Bunga
Kas
|
5,000
3,250
|
8,250
|
- PENGGUNAAN AKTIVA TETAP
Jika suatu aktiva tetap dapat digunakan lebih dari satu
tahun maka aktiva tersebut bermanfaat untuk memperolah pendapatan selama
umurnya. Untuk menghubungkan cost aktiva
tetap dengan revenue yang diperoleh maka cost tersebut dicatat dan dilaporkan sebagai beban
pada tahun-tahun manfaatnya. Proses ini disebut depresiasi. Dengan demikian
depresiasi adalah alokasi secara sistematis dan rasional atas cost dari aktiva tetap ke tahun-tahun manfaatnya.
Jurnal yang dibuat untuk melakukan depresiasi setiap
tahunnya adalah mendebet akun Beban Depresiasi dan mengkredit akun Akumulasi
Penyusutan. Misalkan untuk tahun 2005, perusahaan
menyusutkan mesin sebesar $ 5,000, maka jurnal yang dibuat adalah:
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2005
Des
31
|
Beban
Penyusutan
Akumulasi
Penyusutan
|
5,000
|
5,000
|
Karena
setiap akhir tahun ada penyusutan, maka perkiraan Akumulasi Penyusutan akan
selalu bertambah sepanjang masa manfaat aktiva.
Depresiasi
bukanlah teknik untuk menilai aktiva tetap dan dengan melakukan depresiasi
tidaklah otomatis perusahaan menyisihkan uang untuk membeli aktiva tetap.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi depresiasi adalah:
1.
cost dari aktiva tetap,
2.
umur ekonomis aktiva tetap,
3.
nilai residu, dan
4.
pola penggunaan aktiva tetap.
- METODE DEPRESIASI
Terdapat
beberapa metode depresiasi, yaitu:
·
Metode Garis Lurus
·
Metode Saldo Menurun
·
Metode Jumlah Angka Tahun
·
Metode Unit Input
·
Metode Unit Output
- Metode Garis Lurus
Dengan
metode ini penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu:
- (cost-nilai residu) : umur
Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005
senilai Rp 16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa
Rp 1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai berikut:
(16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000,00.
- Ditentukan % penyusutan, kemudian penyusutan tahunan diperoleh dengan cara mengalikan % tersebut dengan cost yang disusutkan sebagai berikut:
1.Prosentase penyusutan tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5
= 20%.
2.Dihitung penyusutan = 20% x (16.000.000 – 1.000.000) = Rp
3.000.000,00.
2.
Metode Saldo Menurun
Pertama,
tentukan prosentase penyusutan, biasanya dua kali prosentase penyusutan metode
garis lurus. Dengan demikian jika ada mesin umurnya 5 tahun, maka
tarif/prosentase penyusutan tahunannya adalah 2 x 100% : 5 = 40%.
Setelah
itu ditentukan nilai buku pada awal tahun. Nilai buku adalah saldo rekening
aktiva tetap dikurangi dengan saldo rekening akumulasi penyusutan. Untuk tahun
pembelian, karena akumulasi penyusutannya belum ada, maka nilai bukunya adalah
sebesar harga perolehannya.
Selanjutnya
besarnya penyusutan satu tahun dihitung dengan cara mengalikan % penyusutan
dengan nilai buku. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001
dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun.
Penyusutan tahun 2001, 2002, dan 2003 dapat dihitung sebagai berikut:
Tarif/prosentase penyusutan = 2 x
(100% : 5) = 40%
Penyusutan tahun
2001 = 40% x Nilai Buku
=
40% x Rp 16.000.000
=
Rp 6.400.000
Penyusutan tahun
2002 = 40% x Nilai buku awal
tahun 2002
=
40% x (Rp 16.000.000 – Rp 6.400.000)
=
Rp 3.840.000
Penyusutan tahun
2003 = 40% x Nilai buku awal
tahun 2003
=
40% x (16.000.000 –6.400.000 – 3.840.000)
=
Rp 2.304.000
Penyusutan tahunan dapat dicari dengan rumus lain yaitu
menentukan Nilai Buku pada akhir tahun ke-n = cost
x (1 – tarif)n
= Rp 16.000.000 x (1 – 0,4) n
Nilai buku akhir tahun ke-3 = Rp 16.000.000 x
(1 – 0,4) 3
= Rp 16.000.000 x 0,216
= Rp 3.456.000,00.
Penyusutan tahun 2004 adalah 40% x Rp 3.456.000 = Rp
1.282.600,00.
- Metode Jumlah Angka-angka Tahun
Alokasi
cost aktiva tetap dilakukan berdasarkan
angka tahun penggunaan. Jika umur aktiva tetap adalah 5 tahun, maka tahun
penggunaannya adalah tahun ke 1,2,3,4,5. Jumlah dari angka-angka tersebut akan
dijadikan penyebut. Sementara itu pembilangnya adalah sisa umur dari masing
awal tahun penggunaan. Pada awal penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh
karenanya pembilangnya adalah 5. Setelah digunakan 1 tahun, maka pada awal
tahun kedua sisa umurnya adalah empat tahun sehingga pembilangnya adalah 4.
Demikian seterusnya untuk tahun ketiga, keempat, dan seterusnya.
Misalkan
ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000
ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp 1.000.000. Penyusutan
tahun 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005 dapat dihitung sebagai berikut:
Tahun
ke
|
Perhitungan
|
Jumlah
|
1
|
5/15
(16.000.000 – 1.000.000)
|
5.000.000
|
2
|
4/15 (16.000.000 – 1.000.000)
|
4.000.000
|
3
|
3/15 (16.000.000 – 1.000.000)
|
3.000.000
|
4
|
2/15 (16.000.000 – 1.000.000)
|
2.000.000
|
5
|
1/15 (16.000.000 – 1.000.000)
|
1.000.000
|
- Metode Unit Input
Alokasi
cost aktiva tetap ke beban penyusutan
tahunan digunakan jumlah input yang dikeluarkan (misalnya jam mesin) dalam
suatu tahun dibandingkan dengan taksiran input (jam mesin) yang harus
dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli
pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat
digunakan selama 100.000 jam dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun
2001 digunakan selama 5.000 jam, maka penyusutan tahun 2001 adalah:
(5.000/100.000)
x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 750.000
5. Metode Unit Output (Hasil)
Alokasi
cost aktiva ke beban penyusutan tahunan
menggunakan jumlah produk yang dihasilkan dalam suatu tahun dibandingkan dengan
taksiran output (jumlah produk) yang akan dihasilkan sampai aktiva tetap
tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001
dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan untuk membuat produk
sebanyak 200.000 unit dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001
digunakan selama 20.000 unit maka penyusutan tahun 2001 adalah:
(20.000/200.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp
1.500.000
- PENGAFKIRAN AKTIVA TETAP
Aktiva
kadangkala dibuang karena sudah tidak digunakan lagi, misalkan sebuah mesin
yang harga belinya Rp 6.000.000,00 sampai tanggal 1 Januari 2000 sudah
disusutkan sebesar Rp 4.750.000,00. Penyusutan tahunannya Rp 600.000,00. Pada
tanggal 24 Maret 2001 dibuang. Jurnal yang dibuat adalah:
- Menyusutkan untuk tahun 2001
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2001
Mar
24
|
Beban
Penyusutan Mesin
Akumulasi
Penyusutan Mesin
|
150.000
|
150.000
|
- Membuang aktiva tetap
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2001
Mar
24
|
Akumulasi
Penyusutan Mesin
Kerugian
Penghentian Mesin
Aktiva
Tetap
|
4.900.000
1.100.000
|
6.000.000
|
- PENJUALAN AKTIVA TETAP
Sebuah
mesin yang costnya Rp 10.000.000 dan
sampai dengan tanggal 31 Desember 2000 telah disusutkan sebesar Rp 7.750.000,
pada tanggal 2 Januari 2001 dijual. Buat jurnal jika harga jualnya adalah:
1.
Rp 2.250.000,00
2.
Rp 1.000.000,00
3.
Rp 3.000.000,00
No.
|
Keterangan
|
Dijual
dengan harga
|
||
2.250.000
|
1.000.000
|
3.000.000
|
||
1
|
Cost
aktiva tetap
|
10.000.000
|
10.000.000
|
10.000.000
|
2
|
Akumulasi
penyusutan s.d saat penjualan
|
7.750.000
|
7.750.000
|
7.750.000
|
3
|
Nilai
buku saat penjualan
|
2.250.000
|
2.250.000
|
2.250.000
|
4
|
Harga
jual
|
2.250.000
|
1.000.000
|
3.000.000
|
5
|
Laba
(rugi) (4 – 3)
|
0
|
(1.250.000)
|
750.000
|
Jurnal:
- Dijual dengan harga Rp 2.250.000,00
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2000
Jan
2
|
Kas
Akumulasi
Penyusutan
Aktiva
Tetap
|
2.250.000
7.750.000
|
10.000.000
|
- Dijual dengan harga Rp 1.000.000
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2000
Jan
2
|
Kas
Akumulasi
Penyusutan
Kerugian
Penjualan Aktiva Tetap
Aktiva
Tetap
|
1.000.000
7.750.000
1.250.000
|
10.000.000
|
- Dijual dengan harga Rp 3.000.000
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2000
Jan
2
|
Kas
Akumulasi
Penyusutan
Laba
Penjualan Aktiva Tetap
Aktiva
Tetap
|
3.000.000
7.750.000
|
750.000
10.000.000
|
- PERTUKARAN AKTIVA TETAP
Menurut
paragraf 20 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran
atau pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva
lain. Biaya dari pos semacam ini diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan
atau yang diperoleh yang mana yang lebih andal, equivalent dengan nilai wajar
aktiva yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara
kas yang ditransfer. Dengan demikian pertukaran aktiva tidak sejenis dapat
mengakibatkan adanya laba atau rugi.
Menurut
paragraf 21 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran
atas suatu aktiva yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dalam bidang
usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang serupa. Jika aktiva lain seperti
kas sebagai bagian dari transaksi pertukaran, ini dapat mengindikasikan bahwa
pos yang dipertukarkan tidak memiliki suatu nilai yang serupa. Berdasarkan
paragraf 46 PSAK No. 16, pertukaran aktiva tetap seperti disebutkan pada
paragraf 21, biaya aktiva yang diperoleh sama dengan jumlah tercatat aktiva
yang dilepaskan dan tidak ada keuntungan atau kerugian yang dihasilkan.
1. Pertukaran Aktiva Tak Sejenis
Sebuah mesin dengan cost
Rp 4.000.000,00 yang telah disusutkan Rp 3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru
tidak sejenis yang harga pasarnya adalah Rp 5.000.000,00. Perusahaan harus
membayar uang Rp 3,900.000,00. Jurnalnya:
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
|
Mesin
(baru)
Akumulasi
Penyusutan
Mesin
(lama)
Kas
Laba
Penukaran Aktiva Tetap
|
5.000.000
3.200.000
|
4.000.000
3.900.000
300.000
|
- Pertukaran Aktiva Sejenis
Sebuah
mesin dengan cost Rp 7.000.000 yang telah disusutkan Rp 4.600.000 ditukar
dengan mesin baru sejenis yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang bergerak
pada usaha yang sama. Jurnalnya:
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
|
Mesin
(baru)
Akumulasi
Penyusutan
Mesin
(lama)
|
2.400.000
4.600.000
|
7.000.000
|
Jumlah
sebesar Rp 2.400.000,00 yang dicatat sebagai harga mesin baru merupakan nilai
buku mesin yang diserahkan yaitu harga beli Rp 7.000.000,00 dikurangi dengan
akumulasi penyusutan Rp 4.600.000,00.
SOAL LATIHAN
SOAL
1
Sebuah
mesin dibeli pada tanggal 1 Januari 1999 dengan harga Rp 32.000.000,00. Mesin
ini ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun dengan nilai sisa Rp 2.000.000,00.
Diminta:
1.
Tentukan besarnya penyusutan tahun
1999, 2000.
2.
Buat jurnal penyesuaian untuk
mencatat penyusutan tahun 1999,2000.
3.
Tentukan nilai buku per 1 Januari
2001.
Jika
Perusahaan menyusutkan mesin ini dengan (1) metode garis lurus, dan (2) metode
saldo menurun ganda.
SOAL
2
Sebuah
mesin dengan cost Rp 10.000.000,00 yang
telah disusutkan Rp 3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang
harga pasarnya adalah Rp 7.500.000,00. Buat jurnal jika perusahaan menyerahkan
uang sebesar:
1.
Rp 200.000,00
2.
Rp 700.000,00
Rp 1.000.000,00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar